Suatu
reaksi polar terjadi karena interaksi antara sebuah nukleofil dengan sebuah
elektrofil. Kekuatan interaksi dan affinitas reaksi tersebut umumnya dikuasai
oleh kekuatan nukleofil dan elektrofil pereaksi. Gugus substituen yang tidak
mengalami reaksi namum berlokasi di dekat pusat reaksi maka akan mengganggu
kekuatan melalui penarikan elektron atau
penyumbangan elektron. Substituen pemberi elektron meningkatkan kekuatan nukleofil
(kebasaan) dan menurunkan kekuatan elektrofil (keasaman) hal yang sebaliknya
terjadi pada substituen penarik elektron yang akan meningkatkan kekuatan
elektrofil dan menurunkan kekuatan nukleofil pereaksi.
Hammett
mengusulkan suatu hubungan kuantitatif untuk menghitung pengaruh substituen
terhadap reaktivitas molekul, hubungan ini disebut persamaan Hammett.
dengan
k = tetapan hidrolisis ester tersubstitusi meta atau para,
ko = tetapan
hidrolisis yang bekaitan dengan senyawa tak tersubstitusi,
σ = tetapan substituen,
ρ = tetapan reaksi.
Persamaan
ini menggambarkan pengaruh substituen polar posisi meta atau para terhadap sisi
reaksi turunan benzena. Persamaan Hammet tidak berlaku untuk substituen pada
posisi orto karena adanya efek sterik, dan juga terhadap turunan alifatik
karena pelintiran rantai karbon dapat menimbulkan aksi sterik.
Jika
dilihat dari strukturnya, pengaruh gugus metoksi pada posisi para akan
memberikan efek dorongan elektron terhadap atom C karbonil lebih rendah
dibanding efek dorongan yang ditimbulkan oleh keberadaan gugus hidroksi. Berdasarkan
persamaan hammet gugus metoksi, pada posisi para memberikan efek dorongan
elektron sebesar 0,27 sedangkan efek dorongan yang ditimbulkan gugus hidroksi
pada posisi para sebesar 0,37. Kenaikan efek donasi elektron akan mengakibatkan
kerapatan elektron atom C karbonil menjadi semakin besar, hal ini mengakibatkan
atom C karbonil tersebut menjadi kurang reaktif terhadap serangan nukleofil.
Rendahnya kereaktifan atom C karbonil terhadap serangan nukleofil akan
berdampak pada rendahnya produk yang dihasilkan.
Fungsi
keasaman Hammet adalah sebuah pengukuran keasaman yang digunakan untuk larutan
asam kuat yang sangat pekat, meliputi superasam. Dalam larutan seperti itu,
pendekatan yang sederhana seperti persamaan Henderson-Hasselbalch tidak lagi
berlaku oleh karena variasi koefisien keaktifan di larutan yang sangat pekat.
Fungsi keasaman Hammet digunakan di bidang-bidang seperti kimia organik fisik
dalam kajian reaksi yang dikatalisasi oleh asam karena beberapa reaksi ini
menggunakan asam yang sangat pekat, atau bahkan asam murni. Fungsi keasaman
Hammett, H0, digunakan sebagai pengganti pH. Dengan persamaan
dengan
a adalah keaktifan, dan γ adalah koefisien keaktifan basa B dan konjugat
asamnya BH+. H0 dapat dihitung menggunakan persamaan yang mirip dengan
persamaan Henderson-Hasselbalch:
dengan
pKBH+ adalah −log(K) untuk disosiasi BH+. Dengan menggunakan basa yang memiliki
nilai pKBH+ yang sangat negatif, skala H0 dapat diperluas sampai dengan nilai
yang negatif. Hammett pertama kali menggunakan sederet anilina dengan gugus
penarik-elektron sebagai basa.
Pertanyaan
1.
Kenapa atom C karbonil kurang reaktif terhadap
serangan nukleofil ?
2.
Apa yang terjadi jika Gugus substituen
yang tidak mengalami reaksi namum berlokasi di dekat pusat reaksi ?