substitusi
aromatik elektrofilik adalah suatu reaksi organik dimana suatu elektrofil di
substitusikan untuk satu atom hidrogen pada cincin aromatik. Dalam aromatik
tersubstitusi, posisi karbon yang berbeda memiliki nama sesuai dengan seberapa
jauh jaraknya dari kelompok tersubstitusi. Seperti ortho, para dan meta. Jika
toluena di reaksikan dengan HNO3, maka akan tersubstitusi gugus NO2
pada posisi para. Jika dipanaskan lagi akan tersubstitusi ke posisi ortho
Untuk
mengetahui posisi ortho, para dan meta dari struktur diatas dapat dipahami
dengan menarik zat antara reaksi dan struktur resonansinya yang bermuatan
secara formal
Pada
substitusi para, ada struktur resonansi dimana salah satu dari dua struktur
tersebut memiliki stabilisasi dengan membuat karbokation berdekatan dengan
gugus metil (disorot dengan warna biru). Pada substitusi orto, hanya ada satu
struktur, dan juga memiliki stabilisasi ini (lagi berwarna biru). Sedangkan
Dalam substitusi meta, ada tiga struktur tapi tidak satu pun dari mereka dapat
memperoleh manfaat dari berbagi muatan positif dengan kelompok metil. Ini
merupakan alasan kenapa pada posisi meta tidak stabil.
suatu
benzena tersubstitusi dapat mengalami substitusi gugus kedua. Beberapa benzena
tersubstitusi lebih mudah bereaksi dari pada benzenanya sendiri, sementara
benzena substitusi lain lebih sukar bereaksi. Bila senyawa benzena
tersubstitusi mengalami reaksi substitusi elektrofilik, dua ciri terkait harus dipertimbangkan:
1.
reaktivitas
relatif senyawa dibandingkan dengan benzena itu sendiri ,substituen pada cincin
benzen dapat mempengaruhi reaktivitas secara mendalam.
Pengaruh substituen yang diberikan
pada reaktivitas cincin benzena dapat dijelaskan oleh interaksi dua efek:
Pertama efek induktif dari
substituen. Sebagian besar unsur selain logam dan karbon memiliki
elektronegativitas yang jauh lebih besar daripada hidrogen. Akibatnya,
substituen di mana atom nitrogen, oksigen dan halogen membentuk ikatan sigma ke
cincin aromatik menggunakan penarikan elektron induktif, yang menonaktifkan
cincin.
Kedua adalah hasil konjugasi fungsi substituen dengan cincin aromatik. Interaksi
konjugasi ini memfasilitasi pemberian pasangan elektron atau penarikan, ke atau
dari cincin benzena, dengan cara yang berbeda dari pergeseran induktif
(resonansi).
2.
Faktor
kedua yang menjadi penting dalam reaksi benzenes tersubstitusi menyangkut
lokasi dimana terjadi substitusi elektrofilik. Karena cincin benzena yang
tersubstitusi mono memiliki dua lokasi orto ekuivalen, dua meta-situs ekivalen
dan situs para unik, tiga isomer konstitusional yang mungkin terbentuk dalam
substitusi semacam itu.
Gugus-gugus yang meningkatkan laju
reaksi dinamakan gugus pengaktif sedangkan gugus yang memperlambat laju reaksi
disebut gugus pendeaktif. Gugus-gugus yang termasuk kelompok pengarah orto-para
sebagian bersifat pengaktif dan sebagian lainnya bersifat pendeaktif, sedangkan
gugus-gugus pengarah meta semuanya termasuk dalam kelompok pendeaktif.
Gugus
pengara orto, para
Gugus yang merupakan activator kuat
adalah gugus pengarah orto, para (adisi elektrofilik mengambil tempat pada
posisi orto dan para bergantung pada activator).gugus metal ialah pengarah
orto, para, karena reaksi ini dapat berlangsung melalui karbokation intermediet
yang paling stabil. Sama halnya, semua gugus alkil mengarah pada posisi orto,
para. Untuk memahami kenapa gugus alkil mengarahkan elektrofil ke posisi orto
dan para dapat dilihat dari struktr resonansi zat-zat diantaranya
Dari struktur zat untuk substitusi
orto dan para keduanya mempunyai struktur resonansi dalam mana muatan positif
berada didekat gugus R. Stuktur ini merupakan penyumbang yang penting untuk
penstabilan resonansikarena gugus R dapat membantu mendelokalisasi muatan
positif dengan cara melepaskan proton dan menurunkaan energi keadaan transisi.
Sedangkan pada struktur posisi meta tidak mempunyai penyumbang seperti itu
namun struktur zat pada posisi meta memiliki energi yang tinggi. Serangan alkilbenzena
terjadi pada posisi orto dan para lebih cepat dari pada posisi meta.
Gugus
pengarah meta
Kelompok non-halogen dengan atom yang
lebih elektronegatif daripada karbon, seperti gugus asam karboksilat (CO 2 H)
menarik kerapatan elektron besar dari sistem pi . Kelompok-kelompok ini sangat
menon-aktifkan kelompok . Selain itu, karena karbon tersubstitusi sudah kaya
elektron, kontributor resonansi dengan muatan positif pada karbon ini
(diproduksi oleh serangan orto dan para
) kurang stabil daripada yang lain. Struktur resonansi zat-zat antara yang
dihasilkan oleh berbagai posisi menunjukan bahwa zat-zat antara orto dan para
sitabilkan oleh dekatnya dua muatan positif. Zat yang memiliki struktur meta
tidak memiliki struktur resonansi yang terstabilkan seperti itu. Berikut
struktur resonansi dalam brominasi nitrobenzena.
Substitusi
ketiga
Jika dua substituen itu mengarahkan suatu gugus
masuk ke satu posisi, maka posisi ini akan merupakan posisi utama dari
substitusi ketiga
Jika dua gugus bertentangan dalam efek
– efek pengarahan mereka, maka aktivator yang lebih kuat akan diturut
pengarahannya
Jika dua gugus deaktivasi berada pada
cincin, terlepas dari dimana posisinya, dapat menyulitkan substitusi ketiga
Jika dua gugus pada cincin
berposisi-meta satu sama lain, biasanya cincin itu tidak menjalani substitusi
pada posisi yang mereka apit, meskipun cincin itu teraktifkan. Tidak reaktifnya
posisi ini agaknya disebabkan oleh halangan sterik
Persamaan hammet
Pada
persamaan hammet ini tidak berlaku untuk substituen pada posisi orto karena
adanya efek sterik, dan juga terhadap turunan alifatik karenapelintiran rantai
karbon dapat menimbulkan aksi sterik. Selain itu pada posisi orto ini letaknya
yang berdekatan sehingga tidak dapat memungkinkan elektrofil masuk sehingga dan
reaksi berlangsung dengan begitu cepat.
Daftar pustaka
Daftar pustaka
Fessenden,
R.J dan J.S. Fessenden. 1982. Organic Chemistry Third Edition. Jakarta :
Erlangga.
Pertanyaan
1. Bagaimana pengaruh laju reaksi dari
pengarah gugus meta , dan pengarah orto , para ?
2. sebutkan ciri benzena tersubstitusi yang mengalami reaksi subtitusi elektrofilik
3. kenapa pada reaksi tersebut lebih stabil pada posisi ortho dan para
Terimakasih atas materinya
BalasHapusSaya akan menjawab nomor 1
Menurut saya laju reaksi yang cepat yaitu pada posisi orto dan para karen merupakan gugus pengaktivasi sedangkang yang meta lebih lama laju reaksinya karena gugus pendeaktifasi
Semoga bermanfaat
1.Gugus pengarah orto - para merupakan gugus pengaktif sehingga mempercepat laju reaksi sedangkan gugus pengarah meta gugu pendeaktif memperlambat laju reaksi
BalasHapus2. 1.reaktivitas relatif senyawa dibandingkan dengan benzena itu sendiri ,substituen pada cincin benzen dapat mempengaruhi reaktivitas secara mendalam.
2. Faktor kedua yang menjadi penting dalam reaksi benzenes tersubstitusi menyangkut lokasi dimana terjadi substitusi elektrofilik.
3.Pada substitusi para, ada struktur resonansi dimana salah satu dari dua struktur tersebut memiliki stabilisasi dengan membuat karbokation berdekatan dengan gugus metil. Pada substitusi orto, hanya ada satu struktur, dan juga memiliki stabilisasi ini. Sedangkan Dalam substitusi meta, ada tiga struktur tapi tidak satu pun dari mereka dapat memperoleh manfaat dari berbagi muatan positif dengan kelompok metil. Ini merupakan alasan kenapa pada posisi meta tidak stabil.
Menurut saya untuk jawaban no.1 gugus pengarah orto - para merupakan gugus pengaktif sehingga mempercepat laju reaksi sedangkan gugus pengarah meta gugu pendeaktif memperlambat laju reaksi
BalasHapusMenurut saya, gugus pengarah orto-para ialah gugus pengaktif sehingga mempercepat laju reaksi sedangkan gugus pengarah meta gugus pendeaktif akan memperlambat laju reaksi. Selanjutnya reaktivitas relatif senyawa dibandingkan dengan benzena itu sendiri ,substituen pada cincin benzen dapat mempengaruhi reaktivitas secara mendalam. Reaksi benzenes tersebut tersubstitusi menyangkut lokasi dimana terjadi substitusi elektrofilik.
BalasHapusmateri yang sangat menarik, Menurut saya laju reaksi yang cepat yaitu pada posisi orto dan para karen merupakan gugus pengaktivasi sedangkang yang meta lebih lama laju reaksinya karena gugus pendeaktifasi
BalasHapus